Mendambakan Anak Sholeh dan Sholeha, Anak harus Terkonsep dengan Jelas

00.53

Siapa yang tidak menginginkan anak yang soleh dan solehah? Tentu itu adalah dambaan para orang tua. Tapi, kebanyaknya orang tua hanya sekedar menginginkan tanpa adanya usaha pembentukan diri pada anak. Jadi sebagai orang tua yang mempunyai anak haruslah kita mempunyai konsep yang jelas tentang anak, mau seperti apa anak kita?


Ingin mempunyai anak sholeh-sholeha tapi  anak dibiarkan menonton tv, bermain game, gadget, berjam-jam sesuka hatinya tanpa ada penyaring informasi, dan pengontrol. Anak bebas menerima informasi dari mana saja. Sedangkan pendidikan agama dari orang tua sangat sedikit atau bahkan tidak pernah, anak ditempatkan di sekolahan yang tidak ada pendidikan agamanya/sekolah non islam, dll. Apakah bisa kita mendambakan anak yang sholeh-sholeha?

Pada saat ini kita sedang berada pada 3 peradaban yakni peradaban islam, peradaban barat, dan peradaban tradisional. Masing-masing peradaban tentu memiliki cara pandang yang berbeda dalam segala hal. Contohnya dalam pengasuhan dan pendidikan anak, masing-masing memiliki cara tersendiri.

Peradaban lokal tradisional konsep anak biasanya hanya sekedar proses reproduksi dan tempat bergantung orang tua di hari tua, anak dibiasakan untuk menjadi pewaris.
Peradaban barat /modern anak sering dianggap sebagai beban, ancaman, ataupun hiburan. Sedangkan menurut pandangan islam disamping sebagai anak biologis, historis, dan ideologis, anak juga diharapkan dapat menjadi anak yang teologis. Anak dapat dibanggakan prestasi dan baktinya, juga anak yang bisa melanjutkan perjuangan dakwahnya sekaligus sebagai pengirim doa ketika orang tuanya sudah tiada.

Dalam Al-Qur’an setidaknya ada 4 tipologi anak yang bisa dilihat dalam realitas social,yaitu :
    1.  Anak sebagai perhiasan dunia, aksesoris kebanggaan yang dimanjakan dan dipamerkan prestasinya meskipun belum tentu bisa berbakti.

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apayang diinginkan, berupa perempuan-perempuan,anak-anak, harta benda yang tumpukdalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan,hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik. ”(QS:3:14)

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”(QS:18:46)

     2.  Anak sebagai ujian atau pengundang fitnah. Yaitu anak yang membuat orang tua lupa dan lalai tujuan hidup, mengganggu ibadah dan perjuangan.

“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anakmu itu hanyalah cobaan dan sesungguhnya disisi Allah ada pahala yang besar.”(QS.8:28)

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu),dan disisi Allah pahala yang besar.”(QS.64:15)

    3. Anak sebagai musuh yang memalukan,mengancam, membahayakan, bahkan membinasakan orang tua di dunia, akhirat, harta,dan jiwa.

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.64:14).

4. Anak sebagai cahaya mata, meningkatkan optimism dunia akhirat,membanggakan dan membahagiakan,menyenangkan, dan menenangkan, serta yang berprestasi dan berbakti. (QS. 25:74)

Anak-anak yang termasuk tipologi ke-empat itulah yang seharusnya menjadi obsesi setiap muslim. Setiap kita jauh hari sebelum miliki anak, harus sudah memiliki konsep yang jelas mengenai anak-anak shalih-shaliha yang didambakan.

Mendambakan anak yang sholeh-sholeha tentu juga harus terbentuk orang tua yang sholeh dan sholeha juga. Olehkarenanya sebagai orang tua ataupun calon orang tua marilah kita juga senantiasa memperbaiki diri untuk menjadi orang tua yang shalih.

Didalam Al-Qur’an Allah menggambarkan 5 sifat anak shalih dan shalihah dalam (QS. 3:113-114),Yakni : 
  •  Rajin membaca ayat-ayat Allah,minimal akrab dengan AL-Qur’an
  • Rajin beribadah
  • Memiliki keimanan yang kuat
  • Terlibat dalam kehidupan social, aktif dalam amar ma’ruf nahi munkar.
  • Selalu bersemangat berprestasi dalam hal-hal positif

Marilah kita konsep dengan jelas pembentukan diri anak. Untuk menjadikan anak sholeh-sholeha. Tentu kita harus memilih pola pengasuhan dan pendidikan yang sesuai dengan konsep pembentukan diri anak yang kita inginkan yaitu membentuk  anak menjadi pribadi yang sholeh.



Referensi : Purwodarsono, Didik. “Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Yang Islami”. Pondok Pesantren Modern Miftahunnajah : Sleman

You Might Also Like

0 komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

Total Tayangan Halaman

Subscribe